Selasa, 14 Agustus 2012

SELAMAT IDUL FITRI 1433 H

 
QSANAK MENGUCAPKAN 
SELAMAT MERAYAKAN HARI RAYA IDUL FITRI 1433 H
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

SEBATANG KRETEK TERAKHIR


Sebuah single terbaru Qsanak yang di presentasikan pada acara  bersama theater Djarum pada Sabtu 11 agustus 2012. Acara yang di gelar di GOR Kaliputu Kudus ini, adalah acara buka bersama para budayawan dan seniman kota Kudus dan sekitarnya. Dalam perfoming Qsanak yang berisi 7 lagu di tampilkan pertama kali lagu Sebatang kretek terakhir. Lagu yang terinpirasi dari lukisan karya Mamiek Etno, yang mennjadi backround panggung saat itu, merupakan lagu momentum sebagai sebuah perenungan sekaligus perlawanan. ini adalah syair lagu tersebut :


SEBATANG KRETEK TERAKHIR

Ku hisap asapnya sedalam yang  ku mampu
Seiring hela nafas ku
Mungkin esok takkan lagi ku dapati
Nikmat seperti hari ini…

Akankah kubiarkan kau pergi
Dan rela jalani sepi
Atau ku paksa  engkau tetap di sini
Untuk sedikit waktu lagi…

Mungkin ini yang terakhir…kali
Karena esok kan berganti
Takkan lagi ku temui
Nikmat yang takkan terbeli.... 


Selasa, 03 Juli 2012

MENUNGGU ANGIN ( Perubahan pada orientasi budaya lokal )



Dari banyak bincang-bincang, kita semua gelisah. Orang yang duduk di kursi atau yang bersila di lantai sama perasaannya. Ada bisik-bisik waktu itu yang bilang, budaya lokal hampir mati. Ada juga dengan muka kecut menanggapi issue itu berlebihan. tapi tidak sedikit yang meng-iya-kan. Aaahh yang penting, memang kami semua gelisah !! Di warung... es Kluwung di sudut terminal Menara kami sering sedih melihat kekeringan ini. Walaupun tenggorokan bisa dingin dengan manisnya es warna-warni itu, namun otak jadi panas dan hati geregetan. Kebudayaan lokal memang mengalami masa panceklik....

Di ruang FKIP Universitas Muria Kudus tadi malam ada yang bertanya pada gurunya...Apa yang mesti kita perbuat ? Dalam bedah buku yang di tulis si Sigit itu orang-orang meminta pertolongan. Pokoknya tulis tentang sastra lokal mas...tolong kami lapar. Permohonan serius yang di tanggapi dengan iba.Yaaah memang kita harus berubah !!

Dari omong-omong kami semalam juga memang sastra dengan budaya lokal lagi anjlok. Produknya lagi miris. Coba aja lihat rak-rak pajangannya lagi ompong bukan ? Ruang-ruang kreatif juga gelap. Lampu teplok di pojok ruangan terakhir di isi minyak 5 tahun yang lalu. Coba lihat, mau ngomong apa kalau sudah begitu. Kalau mau di paksa nyalakan, nanti sumbunya yang habis kebakar jadinya ? Panggung apresiasi juga sudah berdebu dan lapuk dimakan rayap. Teman kami bilang rayap suka pada lezatnya kayu yang lembab. Dua bulan yang lalu ada yang mau pakai panggung itu untuk promosi rokok katanya. Tapi nggak jadi karena takut jeblos. Maklum band korea-korea-an itu gerakannya kan suka gila-gilaan. Aah... tapi menurut saya lebih gila rayapnya. Panggung buat penampilan budaya kok di lahap juga.

Ini bulan sudah Juni, Agustus nanti adalah masa perpindahan musim. Mas imam bilang mau ketemu sore nanti. Kita mau bahas pengembagan budaya lokal. Mas Tommy akan datang terlambat. Maaf katanya, ada ujian. Dia kan guru! Kami semua bunting karena gelisah. Namun harap-harap cemas menanti kelahiran di musim ini. Kami menanti angin segar yang menghembuskan perubahan. Yang menyegarkan ruang-ruang dan meniup debu di panggung seni. Dan di awal musim hujan nanti rayap sudah kembali ke tanah dan laron-laron keluar dari sarangnya....


Demi cintaku untuk kota ini...( donidole )




Qsanak dalam proses bermusiknya ingin mengabadikan berbagai item budaya lokal dalam lagunya. Kami menganggap kuliner adalah salah satu artefak dalam kebudayaan dan kebiasaan masyarat umum apapun ras dan agamanya. Dalam kuliner tersimpan banyak filosofi, adat, dan nilai dalam kehidupan sosial.  Lagu Makan-Makan di Kota Kudus ini di dedikasikan untuk kota Kudus tercinta

Senin, 02 Juli 2012

Perempuan Bersayap Terang







Untuk Ibu, Saudara dan Sahabat Perempuanku 


Sore itu Ranti berdiri menantang angin di tepi cakrawala. Rambutnya dibiarkan berkibar lepas. Dua bilah sayap besar dan kokoh di punggungnya telah mengembang dengan sempurnanya. Bulu-bulu putih yang bercahaya  telah mulai mengepak berirama dengan perlahan. Seperti menari…Ranti siap menunggangi malam !
Dalam gelap malam, Ranti terbang dengan anggunnya. Cahaya sayapnya berpedar-pedar. Sesekali ia terbang rendah tanpa beban. Menukik menyentuh ujung-ujung cemara,  lalu kembali ke atas dan bercanda dengan dinginnya hembusan angin malam. Ranti terlihat santai. Senyum tak pernah lepas dari bibirnya, raut wajahnya terlihat manis dengan itu. Namun… sorot matanya sangat tajam. Tajam, lugas, dan berwibawa. Ranti tau..sangat tau. Malam tidaklah ramah!!  Gelap itu jahat !! Oleh karena itu ia sangat waspada. Sekali waktu ia terjebak dalam sebuah lorong tak berujung. Setiap sisi dinding lorong terlihat menarik karena berkilau dengan susunan indahnya manikam. Ia tergoda. Namun Ranti tau itu berbahaya. Di lorong itu angin berpusar liar. Setiap orang dapat terhempas tanpa terduga. Dan batu-batu manikam itu setajam belati  serdadu Gurkha. Siku kiri Ranti sempat tergores karenanya. Sangat berbahaya. Dengan cepat dikibaskannya sayapnya dengan kuat menjauh dari lorong itu, dengan senyum yang masih tak pernah lepas dari wajahnya.
Kadang angin membawanya ke taman yang terlihat nyaman. Walau gelap, bunga-bunga ditaman itu menebarkan bau harum yang menyenangkan. Sebagai wanita Ranti sangat tertarik. Apalagi banyak sahabatnya ada disitu. Namun pengalaman dan kesadarannya berkata lain. Gelap telah menutup akar liar tanaman yang menjerat erat. Tidak terlihat setiap orang di taman itu  terikat oleh akar yang mengekangnya selamanya. Kebebasan akan di beli tunai disitu. Sayup-sayup walau kurang jelas ia mendengar jeritan para sahabatnya minta tolong. Dua kebasan sayapnya yang kokoh membawanya terbang tinggi menjauh. Ranti tersenyum lega…
Sebelum fajar merekah, Ranti terbang mengambang di atas sebuah telaga.  Jaraknya sangat dekat. Dan ia lelah dan haus. Peluh membanjiri punggungnya, membuatnya gerah. Telaga itu menantangnya.  Ingin rasanya menyebur dan mandi. Menghilangkan penat dan dahaga sejenak. Tiba-tiba suara hatinya menyadarkannya. Ia ingat pesan Rekso suaminya. Sayapmu tidak boleh basah. Akan membuatnya kuyu dan berat karena air. Dan engkau tidak dapat terbang lagi. Haakk…Ranti berbalik, dan ia patuh. Dibalik semua kebutuhannya dan keinginannya yang egois, ia patuh. Akal sehatnya juga membantu. Ia tidak tau ada apa di dalam telaga itu. Bahaya bisa mengintai setiap saat. Sayapnya mengepak perlahan menjauhi telaga yang tampak makin kecil dan akhirnya tidak kelihatan lagi.
ini fajar telah datang. Di ufuk timur, di batas cakrawala, Ranti duduk bersimpuh di atas batu datar dengan tenang. Sayap terangnya telah mengatup dengan lelah.  Dua anak perempuannya bersandar dengan nyaman di ketiaknya. Masih tertidur, berlindung di dua bilah sayapnya yang hangat. Dua langkah di depannya Rekso suaminya duduk bersila. Sesekali ia menoleh kebelakang melemparkan tatapan terima kasih kepada Ranti  istrinya. Ranti membalasnya dengan senyuman khasnya. Didalam pikirannya ia senang. Ia puas. Ia bersukur dan berterima kasih kepada Sang Kuasa atas kemampuannya membawa keluarganya terbang melewati malam……  
Tatapan Ranti jauh membelah sisa malam. Di sela-sela helai fajar yang merekah, mata Ranti mencari-cari. Ia merasa saat terbang melintasi malam membawa keluarganya , ia tidak sendirian. Di kejauhan seperti kunang-kunang ia melihat banyak cahaya berpedar. Ia yakin ia tidak sendirian. Dan ia tau mereka juga adalah wanita seperti dirinya…. Karena hanya wanita yang dikaruniai sayap cahaya !!  Kartini telah merajut sayap cahaya dengan teliti dan mewariskannya  untuk melewati kegelapan jika waktunya tiba. Membawa peradaban menuju terang yang gemilang. Terima kasih Kartini……..   ( Doni Dole )                                

Kamis, 21 Juni 2012

Pentas Seni UMK


 
 Acara ini diadakan pada tanggal 19 dan 20 juni 2012 dalam rangka peringatan Unit Kegiatan Mahasiswa SEKAM ( Seni Kampus ) yang ke 12. Pagelaran seni ini berlangsung di auditorium Universitas Muria Kudus dari pukul 19 - 22 WIB. Mendapat kesempatan tampil pada hari kedua Qsanak membawakan tiga lagu, Dandangan, Main Bola, dan Mencapai Nirwana. Tiga lagu ini bercerita tentang pesta dan pasar rakyat Dandangan di Kudus, dan lagu yang bertema sportifitas dan semagat main bola serta lagu tentang keindahan nusantara.

Dalam acara ini tampil pula teater dan tari dari SEKAM yang berlangsung penuh inspiratif...

Rabu, 13 Juni 2012

Menara Kudus



Sejarah dan Budaya
 
Sejarah berdirinya masjid Menara Kudus, tidak lepas dari peran Sunan Kudus sebagai pendiri dan pemrakarsa. Sebagaimana para wali songo yang lainnya, Sunan Kudus memiliki cara yang amat bijaksana dalam dakwahnya. Diantaranya, beliau mampu melakukan adaptasi dan pribumisasi ajaran Islam ditengah masyarakat yang telah memiliki budaya mapan dengan mayoritas beragama Hindu dan Budha. Cara inilah yang diakui oleh banyak kalangan tokoh agama dan budayawan sebagai salah satu kunci sukes dakwah Sunan Kudus  dan  wali songo dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara.
Pencampuran budaya Hindu dan Budha dalam dakwah yang dilakukan Sunan Kudus, salah satunya dapat kita lihat pada masjid Menara Kudus ini. Bangunan menara, sebagai salah satu elemen yang menonjol, mengadopsi model bangunan ibadah umat Hindu dan Budha. Bangunan menara, tersusun dari batu bata dengan bagian kepala menara berbentuk atap tumpang atau tajuk dari kayu jati dengan empat saka guru. Dibagian atas menara, diletakkan bedug dan kentongan sebagai pertanda waktu dan even tertentu. Nah, di Kudus dikenal tradisi “dandangan”, sebuah tradisi menandai diawalinya puasa Ramadhan dan pada saat itulah bedug dan kentongan itu dibunyikan.


Detail Menara Kudus

Tidak hanya sampai disitu, dilingkungan masjid Menara Kudus, terdapat gapura yang mirip dengan bangunan candi, yang tersusun dari batu bata tanpa semen, yang merupakan ciri khas candi di Jawa Timur. Ada juga tempat wudlu yang berupa pancuran yang berjumlah delapan dengan arca yang diletakkan diatasnya ( sekarang masih nggak ya .. ? ), konon mengadaptasi dari keyakinan Budha, “Delapan jalan kebenaran” atau “Asta Sanghika Marga”.
Tidak hanya menara, bangunan-bangunan di sekeliling masjid juga banyak yang mirip dengan bangunan candi. Gapura di depan masjid yang tersusun dari batu bata tanpa semen tidak lain merupakan ciri khas candi di Jawa Timur. Ada juga pancuran untuk wudhu yang berjumlah delapan. Di atas pancuran itu diletakkan arca. Jumlah delapan pancuran, konon mengadaptasi keyakinan Buddha, yakni ‘Delapan Jalan Kebenaran’ atau Asta Sanghika Marga.
Menurut sejarah dan tanda – tanda yang terdapat di masjid Menara Kudus, ada keyakinan bahwa masjid ini didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M. Hal ini dapat diketahui dari enkripsi ( sandi ) pada batu yang lebarnya 30 cm dan panjang 46 cm yang terletak pada mihrab masjid yang ditulis dalam bahsa Arab.

Jumat, 08 Juni 2012

Lyric Lagu : Aku indonesia


Lagu        :   Aku  Indonesia
Ciptaan    :   Doni dole
Arr          :   Qsanak
Image      :   Lembah Desa Tempur, Jepara, Jawa tengah
Photo      :   Doni Dole

Telah Terbit : Profile Pack

Bagi para KAWULA QSANAK..yang ingin kenal lebih jauh karya, visi, atau ingin join dan berpartisipasi dalam program Qsanak, bisa memesan profile pack Qsanak sekarang...!
hubungi Q management : 0815 6577 328




Profil Personel Qsanak

 





Mamik Etno / Perkusi / Flute
Mamik juga adalah seniman perupa. Alumni ISI Jogja ini juga adalah owner Etno Postmo art studio. Menjadi praktisi seni sejak muda, mamik telah menetapkan seni dan budaya menjadi aktifitas utama dalam hidupnya...


Doni Dole / Vocal / Akustik Guitar
Doni adalah seorang penyair, penulis, sekaligus juru masak  dan motor rider sejati. Pencinta kopi ini  menulis dan menggubah banyak syairnya dalam karya-karya Qsanak. Hidup bukanlah pencapaian..tapi adalah kontribusi....filosofi hidupnya...


Andi Nania / Lead Guitar
Gitaris handal ini banyak memberikan sentuhan " traditional blues " dalam musik Qsanak. Sehingga walaupun bergenre sastra, Qsanak memberikan warna yang modern dan berbeda dalam musiknya.


Uchoky Wae / Bass ( add )
Uchok adalah pemain bas yang sangat disiplin dalam part permainan musiknya. Bermain bersih dan rapi, Uchok memberikan sentuhan yang juga spesifik dalam Karya Qsanak. Membantu Qsanak sejak awal berdirinya, Uchok adalah bassis pada group musik Dr. DOE.


Affandi Noor Riska / Keyboard ( add )
Affandi juga adalah motifator musik dengan idea dan sentuhan warna musik yang menyatu dalam karya Qsanak. Affandi juga adalah seorang programer dan juga personel group musik Dr. DOE.




Selasa, 08 Mei 2012

QSANAK MUSIK SASTRA



Seiring dengan perkembangan musik di tanah air, pasar penikmat, pelaku dan pemerhati musik juga berkembang sama pesatnya. Berbagai genre musik dapat dengan mudah di nikmati, mulai dari yang berorientasi modern maupun yang bernuansa etnik atau tradisional. Apalagi sebagai negeri besar dengan beragam suku dan bahasa,Indonesia juga menjadi produsen musik yang sangat kreative dan mendapat apresiasi yang sangat baik di manca negara.  Dalam arti, musik di Indonesia telah mendapat tempat dengan kebebasannya sendiri dalam kreativitas dan perkembangannya.

 

Sebagai salah satu pion dalam perkembangan  bermusik di Indonesia, Qsanak mencoba untuk merambah lebih jauh  dalam dunia kreativitas berkeseniannya. Mengusung tema sastra dalam komposisi lagu-lagunya, Qsanak ingin memberikan sentuhan kreativitas yang berbeda, serta  mengkolaborasikan musik yang matang dan berisi. Dalam visi besarnya, Qsanak juga ingin mengangkat tema budaya, sosial, dan lingkungan sebagai kontribusinya pada bumi dan bentuk dukungannya pada bangsa.

 

Dalam  lagu-lagu Qsanak, jenis dan typikal musiknya dikembangkan tanpa batas. Walaupun bertema sastra Qsanak tidak mematok komposisi musik etnik saja dalam lagu-lagunya. Namun berkembang dengan juga memasukkan unsur musik modern atau jenis-jenis musik kontemporer. Juga walaupun bertema sastra lagu-lagu Qsanak bukan lagu yang ''berat''. Karena topik yang diangkat dalam lagu-lagunya hanya sebatas pada topik-topik ringan, kejadian sehari-hari serta syair yang berisi  motivasi dan seni. Contohnya pada lagu Makan-makan di kota Kudus, Perempuan bersayap terang, Main bola, Menuju nirwana, dll...


Ayo join sebagai Kawula Qsanak untuk mendukung kelestarian budaya indonesia.....